Kecerdasan itu anugerah, kata beberapa orang yang meyakininya. Sementara itu di sisi yang lain mengatakan bahwa kecerdasan itu bisa dilatih. Namun tidak sedikit yang mengatakan bahwa kecerdasan itu hanya dimiliki oleh mahluk hidup yang namanya manusia, jadi tidak ada orang yang tidak cerdas.
Karena sifat manusia yang ingin unggul satu diantaranya maka kecerdasan mulai diteliti dan dikembangkan. Hasilnya Charles Spearman (1904) dengan “Two Factor” teori –nya dan Thurstone, dengan “Primary Mental Abilities”-nya, menghasilkan pengelompokkan kecerdasan manusia yang kemudian dianggung-agungkan yaitu Inteligent Quotient (IQ).
Karena sifat manusia yang ingin unggul satu diantaranya maka kecerdasan mulai diteliti dan dikembangkan. Hasilnya Charles Spearman (1904) dengan “Two Factor” teori –nya dan Thurstone, dengan “Primary Mental Abilities”-nya, menghasilkan pengelompokkan kecerdasan manusia yang kemudian dianggung-agungkan yaitu Inteligent Quotient (IQ).
ozvpm.com
Namun kekaisaran IQ runtuh manakala Daniel Goleman pada tahun 1999 mempopulerkan jenis kecerdasan yang lain yang disebut Emotional Quotient (EQ). Keberhasilan manusia tidak ditentukan oleh IQ melainkan EQ-nya.